Total Knee Replacement (TKR)
Total Knee Replacement (TKR) atau bisa juga disebut Total Knee Arthroplasty (TKA) adalah
suatu tindakan atau prosedur umum dan efektif untuk menangani osteoarthritis (OA) lutut dan penyakit
inflamasi lainnya. The internasional Classification of funtioning disability and Healty (ICF)
merupakan kerangka umum untuk konsep kesehatan dan disability. Jumlah pasien dengan TKA
meningkat di seluruh dunia, dan hal yang dibahas meliputi intensitas nyeri lutut, mobilitas sendi lutut
dan kinerja otot dan hasil pengukuranya. Kunci dari ICF pada fisioterapi adalah gangguan dalam
struktur dan fungsi, keterbatasan aktivitas, participation restricsion.
Impairment pada struktur tubuh dan semua masalah anatomi sedangkan gangguan dalam fungsi
tubuh adalah masalah dengan sistem fungsi tubuh.
Keterbatasan aktivitas pada ICF mengacu pada kesulitan seorang individu dalam kesehariannya.
Pasien dengan nyeri sendi yang parah dapat ditangani dengan penggantian prostetik sendi yang terganggu
dengan sendi buatan yang terdiri dari logam dan plastik atau yang disebut dengan tindakan
Total Knee Replacement. Operasi TKA ini dilakukan pada penderita OA stadium akhir.
PREVALUENSI
Terjadi pembedahan sebanyak 500.000 di Amerika dan Negara lain tiap tahunnya . Banyak bukti
menunjukkan peningkatan yang dirasakan dari operasi TKA. Dominasi ICF disini berupa impairment,
activitas limitation dan partisipasion restriction pada pasien TKA ditinjau dari kenaikan jumlah
oprasi TKA di seluruh dunia membutuhkan dokter yang akrab dengan alat yang dipasang pada oprasi
TKA tersebut. Dan metode pemeriksaan spesifik meliputi pengukuran nyeri disini menggunakan VAS
(visual Analog Scale) dan Numeric Pain Rating Scale (NPRS) untuk intensitas nyeri lutut,
pengukuran luas gerak sendi untuk mobilitas sendi lutut dengan goniometer, dan untuk kemampuan
fungsionalnya menggunakan Western Ontario and McMaster University (WOMAC, Knee Injury
and Osteoarthritis Outcome Score (KOOS). Lower Extremity Fungsional Scale (LEFS).
Dan 5 rekomendasi tes keseimbangan statis maupun dinamis seperti 30 s Chair-Stand Test,
40m Fast Paced Walk Test, Stair Climb Test, Six Min Walk dan Timed Up and Go Test.
Serta pada participation restriction dengan the Late Life Function and Disability Instrument
(LLFDI).
Sebagian besar pasien berpikir nyeri lutut dianggap sebagai alasan utama untuk melakukan operasi
TKA. rata rata dari mereka sebelum operasi sudah mengalami nyeri lutut. Intensitas nyeri lutut
meningkat sebelum operasi sehingga orang memutuskan mencari dokter untuk menjalani operasi TKA.
1 bulan setelah operasi nyeri lututu berkurang daripada sebelumnya. Jadi setelah 1 bulan paska operasi
sampai dengan setahun nyeri lutut terus menurun terutama pada bulan pertama. Pada pasien TKA
sekitar 30% dari pasien masih memiliki participasion restriction 1 tahun setelah operasi.
bukti juga menunjukkan bahwa selama 5 tahun sebelum operasi, partisipation restricsion terus
meningkat, hingga 4 tahun setelah operasi partisipation restriction sudah lebih baik.
Total Knee Replacement (TKR), atau dapat disebut dengan Total Knee Arthroplasty (TKA)
merupakan suatu bentuk penanganan operatif bagi pasien osteoarthritis stadium akhir.
Tujuan dari tindakan operasi TKR ini adalah untuk mengurangi nyeri pada lutut yang dirasakan pasien,
serta meningkatkan fungsi fisik dan kualitas hidup. Pada pasien TKA tingkat skala nyeri dapat diukur
dengan Numeric Pain Rating Scale (NPRS), Visual Analog Scale (VAS), pengukuran mobilits
lutut dengan gonio. dan pengukuran kemampuan fungsionalnya dengan Knee Injury and
Osteoarthritis Outcome Score (KOOS), Western Ontario and McMaster University (WOMAC,.
Lower Extremity Fungsional Scale (LEFS).
Adapun rinciannya sebgai berikut pada skala NRS pasien diminta menilai intensitas nyeri dengan skala
1- 10 dimana 0 mewakili rasa tidak nyeri dan 10 merupakan rasa nyeri yang tidak tertahankan / nyeri
sekali. Jadi pasien diminta memilih tingkat nyeri berdasarkan apa yang pasien rasakan diantara 1 - 10
dan apabila nilai yang dipilh semakin besar maka nyeri dirasakan sangat hebat. PAda VAS pasien
diminta menilai nyeri dengan menepatkan sebuah garis horisontal atau vertikal dengan panjang 100mm,
dimana salah satu ujung garis mewakili rasa tidak nyeri dan ujung lainnya memiliki arti nyeri sekali.
skor nyeri tertinggi menunjukkan intesitas nyeri yang lebih besar. pengukuran intensitas nyeri diukur
selama melakukan kegiatan fungsional seperti jalan memutar, menekuk dan meluruskan lutut, jalan pada
permukaan rata dan naik turun tangga, dari bed pada posisi bangun ke duduk dan berdiri. Saat
mengukur mobilitas sendi dengan gonio. Pengukuran impairment pada sendi lutut saat fleksi dan
ekstensi dilakukan pada pasien paska operasi TKA dengan menggunakan goniometer saat lutuk
ekstensi maupun fleksi pada posisi terlentang. Axis diletakkan pada epikondilus femoral lateral dan
pasien diminta fleksi dan garis gonio mengikuti gerak yang satu menetap segaris intertrochantor yang
satunya mengikuti tekukan yang segaris dengan maleolus lateral. untuk aktif dan pasif ROM fleksi yaitu
dengan menekuk full fleksi ke arah dada. dan untuk ekstensi nya diberikan gulungan handuk di bawah
pergelangan kaki untuk mendapatkan hasil ekstensi full. Berikutnya pada kemampuan fungsionalnya
dengan Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score (KOOS), dapat digunakan baik pada masa
akut maupun kronik yang ada hubungannya dengan cidera atau gangguan pada lutut selama interval
jangka pendek dan panjang, untuk menilai perubahan kondisi dari minggu ke minggu selama perawatan
(obat, operasi, terapi fisik). KOOS terdiri dari 5 sub-skala; nyeri, gejala, aktifitas fungsinal sehari-hari
(ADL), aktifitas olahraga dan rekreasi dan Kualitas lutut yang berhubungan dengan kelangsungan
kualitas hidup (QOL). Dimana dari setiap pertanyaan mendapat nilai 0-4, nilai 0 berarti tidak ada
masalah sampai nilai 4 yang berarti adanya gangguan yang sangat berat pada lutut. Pilihan jawaban
diberikan dalam 5 kotak Likert dan pertanyaan masing-masing mendapat skor dari 0 sampai 4.
Menjumlah skor setiap subskala dan bagi dengan maksilal rata skala, nilai 100 menunjukkan tidak
ada masalah kemampuan fungsional dan nilai 0 menunjukkan masalah kemampuan fungsional sangat
berat.
Berikut adalah caranya
Selanjutnya Western Ontario and McMaster University (WOMAC) adalah kesulitan pasien selama
kerja fungsional mulai dari naik turun tangga, bangun darii duduk, berdiri, membungkuk ke lantai berjalan
di permukaan yang datar masuk keluar mobil, memakai kaus kaki, pergi berbelanja, bangun tidur, melepas
kaus kaki, berbaring di tempat tidur, masuk dan keluar kamar mandi dan melakukan aktivitas rumah tangga.
masing masing ada 17 item. pengukurannya adalah menggunakan 0-10 dengan total 170 poin, yang kemudian
diubah jadi 0-100, skor terendah menunjukkan fungsi fisik yang baik dan kurangnya keterbatasan aktivitas.
The WOMAC dipakai pada TKA. Dan yang terakhir Lower Extremity Fungsional Scale (LEFS). LEFS
adalah pengukuran dari keterbatasan fungsional yang dikembangkan untuk kondisi muskuloskeletal dari
ekstremitas bawah. LEFS memiliki 20 pertanyaan. Dimana terdapat nilai 0 sampai 4, nilai 0 yang berarti
sangat sulit atau tidak mampu untuk melakukan aktifitas) dan sedangkan nilai 4 menunjukkan tidak adanya
kesulitan dalam melakukan aktifitas. Total skor 0-80, hasil 0 dikatakan rendah dan 80 hasil. Maksimal.
Semakin rendah perolehan nilai, maka semakin besar disability pada klien. Skala poin minimal yang dapat
diperiksa adalah 9 skala poin.
Alasan lainnya operasi TKA dilakukan adalah untuk mengembalikan fungsi fisik dan meningkatkan
kemandirian pasien. Jadi dalam peningkatan kemandirian pasien adalah dengan 5 tes rekomendasi
seperti :
a. 30 s Chair-Stand Test
Dimulai dari posisi duduk, pasien diminta berdiri dan duduk kembali ke kursi sebanyak mungkin dalam 30s.
Fisioterapi menghitung jumlah berapa kali pasien mampu berdiri dan duduk dalam satu pengulangan.
b. 40m Fast Paced Walk Test
Pada tes ini pasien diminta berjalan secepat mungkin sepanjang jalan 10 m dan kemudian berbalik di ujung
dan terus berjalan, dan berbelok di setiap akhir dari 10 m dan berjalan sampai 40 m. Fisioterapi
menghitung kecepatan (m/s) yang bertugas mambagi jarak 40 m dengan waktu (s) dan berapa lama pasien
dapat menyelesaikan tes ini. Nilai nilai normatif untuk kecepatan berjalan dikelompokkan berdasar usia
dan jenis kelamin yaitu menggunakan jalan 1x6 m dan berjalan 1x7.6m.
c. Stair Climb Test
Pasien diminta naik turun tangga. Fisioterapi mengukur waktu (s) yang pasien butuhkan untuk
menyelesaikan tes
d. Six Min Walk
Tes yang mengukur jarak pasien saat berjalan di permukaan yang datar selama 6 menit
e. Timed Up and Go Test
Tes yang mengukur waktu saat pasien duduk lalu berdiri dan berjalan 3 m lalu kembali ke kursi yang
bersandar pada pegangannya
the Late Life Function and Disability Instrument (LLFDI) digunakan untuk mengukur
partisipation restriction pada pasien TKA. Pasien diminta untuk menilai sejauh mana keterbatasan
yang dimiliki dengan diberikan 16 tugas dan dilihat frekuensi nya dalam melakukan tugas tersebut.
yaitu berupa mengunjungi teman, pergi ke tempat umum, mengurus kebutuhan pribadi, dan memberikan
bantuan kepada orang lain adalah beberapa contoh dari tugas itu. pasien menilaiketerbatasannya dalam
melakukan tugas tersebut, dengan 5 skala dan juga frekuensi melakukan tugas dari satu sampai 5
skala. skorx 0-100, skor tertinggi menunjukkan kurangnya participation restriction sama halnya dengan
frekuensi juga dijumlahkan dan dgn skor 0-100, skor tertinggi berarti kurangnya
KESIMPULAN
Total Knee Replacement (TKR) atau bisa juga disebut Total Knee Arthroplasty (TKA) adalah
suatu tindakan atau prosedur umum dan efektif untuk menangani osteoarthritis (OA) stadium akhir.
Nyeri lutut dianggap sebagai alasan utama untuk melakukan operasi TKA. Rata rata dari mereka
sebelum operasi sudah mengalami nyeri lutut. Intensitas nyeri lutut meningkat sebelum operasi sehingga
orang memutuskan mencari dokter untuk menjalani operasi TKA. 1 bulan setelah operasi nyeri lutut
berkurang daripada sebelumnya. Jadi setelah 1 bulan paska operasi sampai dengan setahun nyeri lutut
terus menurun terutama pada bulan pertama. Jurnal ini bertujuan meninjau ICF berupa impairment,
activity limitation dan participation restricsion pada pasien post TKA dan pengukuran itu berupa
pemeriksaan spesifik yang dilakukan berupa VAS, NRS dan pengukuran mobilitas sendi, dan untuk
kemampuan fungsionalnya menggunakan Western Ontario and McMaster University (WOMAC,
Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score (KOOS). Lower Extremity Fungsional Scale
(LEFS). Dan 5 rekomendasi tes lainnya seperti 30 s Chair-Stand Test, 40m Fast Paced Walk Test,
Stair Climb Test, Six Min Walk dan Timed Up and Go Test. Dan pada the Late Life Function and
Disability Instrument (LLFDI) digunakan untuk mengukur partisipation restriction pada pasien TKA.
PAda bab ini pengukuran berdasarkan kontruksi impairment, keterbatasan fungsional dan
participation restriction pada pasien TKA. selain itu juga di observasi bekas luka berupa
sayatan setelah operasi serta menilai keseimbangan baik dinamis maupun statis. Dengan tingginya
tingkat pasien yang menjalani operasi kebutuhan akan kemampuan fungsionalnya menjadi lebih tinggi.
Journal
Outcome Measures Capturing ICF Domains in Patient
With Total Knee Arthroplasty
Ali H. Alnahdi
Comments
Post a Comment